KUMPULAN TENTANG MOL ( MICRO ORGANISME
LOKAL)
MOL TAPE
A.
PEMBUATAN MOL ( MICRO ORGANISME
LOKAL ) TAPE
1.
Masukan 1 ons Tape tadi kedalam
botol mineral ukuran 1,5 liter.
2.
Isi dengan air hingga hampir penuh (jangan terlalu penuh).
3.
Masukkan 5 sendok gula kedalam botol yang telah diisi tape dan air tadi
4.
Kocok sebentar agar gula melarut.
5.
Biarkan botol terbuka tidak tertutup selama 4-5 hari hingga berbau wangi
alkohol, itu artinya MoL telah bisa di pakai.
B. PEMBUATAN MOL NASI
1. Nasi
( baru atau basi) dibentuk bulat sebesar bola pimpong sebanyak 4 buah
2. Diamkan
selama 3 hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
3.
Bola nasi jamuran , kemudian dimasukkan kedalam botol kosong.
4.
Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak 4
sendok makan kedalam botol berisi nasi basi
5.
Biarkan botol terbuka tidak ditutup diamkan selama 1 minggu (campuran nasi
dan air gula tersebut akan berbau asam seperti tape)
Banyak yang bertanya cara membuat Mikro Organisme Lokal (MOL). Setelah diberi penjelasan bahannya dari sampah dapur yang membusuk atau bahan lain yang berjamur, kebanyakan mundur karena jijik, bau.
Berikut saya membuat MOL yang relatif
bersih, dari tapai atau peuyeum.
MOL adalah kumpulan mikro organisme yang bisa “diternakkan”, fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah untuk “starter” pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan.
MOL adalah kumpulan mikro organisme yang bisa “diternakkan”, fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah untuk “starter” pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan.
Dalam blog ini beberapa waktu lalu
telah banyak saya uraikan cara-cara membuat MOL yang gratisan, yaitu dari bahan
sampah dapur yang mudah membusuk, sayur kemarin yang basi. Bisa juga dari bahan
lain misalnya keong sawah yang ditumbuk, buah nenas yang busuk. Tinggal pilih
bahan yang paling mudah didapat disekitar kita. Setelah bahan dipilih dari
salah satu di atas, kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, dan diberi air,
hingga bahan tenggelam. Setelah 4 atau 5 hari MOL ini sudah bisa dipakai.
Selain untuk “starter” kompos, MOL bisa juga dipakai untuk “pupuk cair” dengan cara diencerkan terlebih dahulu, 1 bagian MOL dicampur 15 bagian air. Siramkan pada tanah di sekitar tanaman. Upayakan jangan mengenai batang tanaman.
Untuk ”anggrek”? Karena anggrek ini
tumbuh di pakis dan akarnya menonjol, saya tidak menyarankan dengan pupuk cair
MOL ini. Nanti pakisnya di makan MOL dan timbul panas yang bisa mematikan
anggrek.
Jadi baiknya untuk tanaman yang tumbuh
di tanah saja, dan tanahnya yang disiram MOL encer.
Kembali ke MOL tapai atau MOL peuyeum, saya sebut lebih bersih, karena bahannya juga bersih, dan tidak ada kesan menjijikkan. Bisa tapai singkong atau peuyeum ketan, pilih yang paling mudah didapat.
Kembali ke MOL tapai atau MOL peuyeum, saya sebut lebih bersih, karena bahannya juga bersih, dan tidak ada kesan menjijikkan. Bisa tapai singkong atau peuyeum ketan, pilih yang paling mudah didapat.
Pertama, siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500 mililiter). Cukup satu botol kosong saja, tidak usah dengan tutupnya.
Kedua, beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya
juga hanya 1 ons, lalu masukkan dalam botol tadi.
Ketiga, isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak usah penuh, cukup hampir penuh.
Keempat, masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air tadi.
Bisa gula pasir atau gula merah, 5
sendok makan.
Kelima, kocok-kocok sebentar agar gula melarut.
Keenam, biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya, selamanya botol tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas.
Ketujuh, setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL telah bisa dipakai.
Kedelapan, kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis, lalu bagilah MOL dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh. Lalu isikanlah air ke dalam botol-botol tadi sampai hampir penuh, dan kemudian masukanlah gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin memperbanyak lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.
MOL
tapai sudah cukup bagus untuk percepatan membuat kompos, juga dapat dipakai
untuk pupuk cair. Saya mencoba lagi menambahkan buah
nenas yang telah diblender halus ke dalam MOL tapai, juga
ditambah gula pasir. Warnanya menjadi kekuningan, baunya wangi antara tapai dan
nenas, dan tetap bersih.
Setelah
MOL peuyeum selesai saya buat, saya mencobanya untuk starter pengomposan.
Ternyata MOL peuyeum ini bagus, cepat bereaksi sebagai starter kompos. Bahan
kompos yang tadinya hijau dan coklat, dalam sehari sudah menghitam dan
menghangat
Membuat pupuk organik cair (POC) telah lama saya cita-citakan. Bahan ada di sekeliling kita. Pucuk daun-daun hijau segar, kotoran sapi, air kelapa, gula, dan tanah yang hidup, semua itu mudah kita dapatkan. Daun-daun dipotong kecil-kecil. Semua masuk tong, tambah air, selesai.
Pertama, siapkan tong plastik ukuran sedang, kira-kira volumenya
50 liter. Cuci sampai bersih supaya sisa-sisa zat kimia atau deterjen hilang,
lalu tong dijemur supaya kering.
Kedua, siapkan bahan-bahan yaitu pucuk daun apa saja yang berwarna hijau. Saya menggunakan daun papaya, daun tomat, daun teh-tehan, daun kiambang yang ada di sawah, eceng gondok, dan sejenisnya. Pilih daun-daun yang ada disekitar kita. Banyaknya sekitar 1 kg, atau sekitar 1 kantong kresek plastik besar.
Ketiga, siapkan kotoran sapi atau kotoran kambing atau kotoran ayam, sebanyak sekitar 1 kg. Gula pasir sebanyak 1/2 kg. Air kelapa gerlas 2 gelas minum.
Keempat, siapkan tanah yang hidup, yaitu tanah selokan sebanyak 1/2 kg. Upayakan tanah selokan ini tidak ada deterjen atau air sabun yang terbawa mengalir di selokan. Di dalam tanah selokan ini diharapkan banyak mikro organisme yang hidup.
Kelima, setelah daun-daun hijau segar dipotong kecil-kecil, maka bersama bahan-bahan lain yang telah disiapkan, semuanya dimasukkan dalam tong plastik.
Keenam, campurkan air sebanyak 40 liter. Diaduk hingga rata, kemudian tong ditutup dengan tutup yang berlubang-lubang supaya ada sirkulasi udara.
Ketujuh, aduk tiap hari, setelah 5 hari pupuk cair ini bisa dimanfaatkan.
Pupuk
cair ini juga adalah MOL atau mikro organisme lokal. Warnanya hijau, pekat,
maka untuk mudahnya sebut saja MOL hijau. Baunya agak menyengat. Cara
memanfaatkannya, ambil MOL hijau dari tong sebanyak 1 kaleng susu kecil.
Masukkan dalam ember plastik, dan campurkan dengan air sebanyak 15 kaleng susu
kecil. Aduk sampai rata, lalu siramkan pada media tanaman di pot atau di kebun
rumah tangga kita.
Menyiram MOL ke tanaman ini tidak tiap hari, tetapi 3 hari sekali. Siramkan pada media tanahnya, bukan pada batang tanamannya. Saya menyiramkan MOL hijau ini pada tanaman tomat rosela, padi ember. Hasilnya memuaskan.
Selamat
mencoba, moga-moga sukses, dan buatlah kompos agar kita tidak membuang sampah
ke luar rumah.
Buah
yang digunakan juga bisa bervariasi tinggal pilih yang anda suka dan yang
tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga, nangka, nanas, pisang dan
tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma yang harum seperti aroma buah
aslinya.
Bahan dalam pembuatan MOL buah :
1.
2 kg Limbah buah-buahan seperti nangka, pisang, mangga, pepaya, nanas,
tomat
2.
2 ons gula merah
3.
2 liter air kelapa
Cara
membuat Mol Buah :
1.
Potong kecil-kecil buah-buahan
yang tersedia
2.
Masukkan gula merah yang telah disisir
3.
Campurkan dengan air kelapa
4.
Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat
5.
Biarkan terfermentasi selama 15 hari
Cara
penggunaan :
1.
Untuk pemupukan campurkan 150 ml
dengan 15 liter air (1 tangki 15 – 17 liter), semprotkan ketanaman yang telah
memasuki masa generatif atau tanaman yang mulai berbunga
2.
Untuk pengomposan campurkan 1 bagian
Mol buah dengan 5 bagian air dan tambahkan gula merah lalu semprotkan ke bahan
organik yang akan di fermentasi.
Demikian
cara pembuatan Mol buah dan manfaatnya bagi tanaman, harapan maspary
semoga bisa kita manfaatkan dalam kegiatan pertanian kita.
Sumber : gerbang pertanian.
Sumber lain.:CPA ( catatan petani alami
)
Cara membuat nutrisi buah cukup mudah. Sari
buah sebanyak satu liter ditambah gula merah sebanyak 3 sendok makan. Campuran
ini kemudian ditutup rapat, dan didiamkan atau menunggu terfermentasi hingga
satu minggu. Kemudian saat akan disemprot ke tanaman, cairan yang telah
difermentasi tersebut ditambah kuning telur ayam kampung.
Aplikasi nutrisi ini tidak banyak.
Cukup sebanyak 200cc nutrisi untuk 15 liter air. Mengapa 15 liter? Sebab saya
menggunakan tangki penyemprot ukuran 15 liter. Perbandingan ini untuk
memudahkan penggarap saat akan menyemprotkan nutrisi buah menggunakan tangki
penyemprot. Larutan nutrisi
ini disemprotkan ke daun dan tanah disekitar tanaman saat akan berbuah.
Salam Pertanian !! Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Setelah kemarin kita membahas tentangbahan utama pembuatan
MOL, sekarang
maspary akan memosting tentang cara membuat dan manfaat MOL rebung bambu. Seperti
kita ketahui yang namanya bambu biasanya dimanapun akan tumbuh subur, termasuk
didaerah tanah yang tandus sekalipun. Dan yang lebih hebat, tanaman bambu akan
mengubah tanah yang tadinya tandus menjadi subur. Oleh karena itu tanah-tanah
disekitar perakaran pohon bambu biasa digunakan untuk media pembibitan.
Bukan hanya itu saja, bambu juga mampu
tumbuh begitu cepat walaupun tanpa pupuk sama sekali. Oleh karena itu kita akan
mencoba memanfaatkan tanaman bambu muda (rebung) untuk kita jadikan MOL. Menurut
beberapa informasi yang maspary peroleh, MOL rebung bambu mempunyai kandungan C
organik dan giberellin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan
tanaman secara cepat. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung
mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu
Azotobacter dan Azospirillium.
Kalau dilihat dari kandungannya
tersebut MOL rebung bambu bisa kita gunakan sebagai perangsang pertumbuhan padi
saat fase vegetatif (tanaman muda) umur kurang dari 35 hst. Selain itu MOL
rebung bambu juga sangat bagus digunakan untuk pengomposan.
Cara Membuat MOL Rebung Bambu
Bahan:
1.
1 Kg rebung bambu
2.
Air cucian beras 2,5 – 3 liter
3.
1 butir buah maja
Gula
merah 1 – 2 ons
Cara
membuat :
1.
Rebung bambu diiris tipis-tipis atau ditumbuk juga boleh
2.
Masukkan rebung bambu yang telah
dihaluskan ke dalam jerigen
3.
Masukkan daging buah maja yang telah
dihaluskan
4.
Masukkan gula merah
5.
Masukkan air cucian beras
6.
Tutup rapat jerigen tersebut, dan
kocok-kocok hingga tercampur
7.
Buka sebentar tutup jerigen tiap pagi sekali agar gas dalam jerigen bisa
keluar.
8.
Setelah 15 hari siap digunakan
Cara
penggunaan :
1.
Untuk pengomposan, campur larutan
mol dan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 liter MOL dicampur dengan air bersih 5
liter). Siram atau semprotkan ke bahan pupuk kompos/ pupuk kandang yang akan
dikomposkan.
2.
Untuk pemupukan tanaman, campurkan 1
bagian MOL rebung bambu dengan air bersih 15 bagian. Semprotkan atau kocorkan
pada tanaman.
Semoga sedikit informasi di Gerbang Pertanian tersebut bisa bermanfaat bagi para petani
Indonesia. Ya, bisa untuk menghemat penggunaan pupuk kan. Gak ada salahnya
kalau kita coba dan kita kembangkan ke teman sesama petani untuk meningkatkan
kemandirian para petrani.
Salam Tani !! Selamat pagi petani
Indonsia !! Masih semangat kan ? Syukurlah………… Sebelumnya maspary mohon
maaf karena sudah agak lama tidak sempat menulis artikel di Gerbang Pertanian , yah biasa penyebabnya karena berbagai kesibukan
pekerjaan dan keluarga. Bahkan SMS dari rekan-rekan petani yang menanyakan
permasalahannya saja sering kali tidak bisa terbalas semua karena begitu banyak
dan kompleknya permasalahan petani Indonesia. Sekali lagi maspary mohon maaf.
Pada pagi hari ini maspary akan menulis
tentang cara membuat MOL sayur, yang mungkin saja ilmu ini sudah banyak
dilakukan oleh rekan-rekan Gerbang Pertanian. Kelebihan dari MOL sayur ini
adalah ketersediaan bahan yang berlimpah disekitar kita, terutama sisa-sisa
masakan para ibu rumah tangga. Manfaat dari MOL sayur adalah sebagai
mikroorganisme pengurai (pembuat kompos) dan penyubur tanaman jadi sangat tepat
jika di aplikasi saat vase vegetatif hingga menjelang generatif yaitu umur pra
tanam, 10, 20, 30 dan 40 hst.
Dengan konsentrasi 5 – 10 ml per liter
air biasanya sudah cukup untuk menyuburkan tanaman. Kalau untuk pembuatan
kompos butuh konsentrasi yang lebih besar, bisanya sekitar 100-200 ml per liter
air dan juga masih perlu ditambahkan gula jawa sekitar 2 % dari volume air. Dalam
MOL sayur mengandung Sitokinin, karbohidrat, Pseudomonas, Aspergilus dan
Lactobacillus.
Bahan
yang diperlukan untuk membuat MOL sayur :
1.
10 kg limbah sayuran hijauan (sawi,
bayam, kol, brokoli, kangkung, caisim dll)
2.
Garam 5 % dari berat bahan
3.
Air cucian beras 10 liter
4.
Gula merah/ gula jawa 2 % dari
cairan yang peroleh setelah 3 minggu
Cara
membuat MOL sayur :
1.
Bahan sayuran dipotong kecil-kecil /
tipis-tipis
2.
Masukkan dalam ember/ drum, setiap
ketebalan 5 cm ditaburi garam secukupnya.
3.
Tambahkan air cucian beras hingga 10 liter
4.
Tutup drum/ ember dengan plastik lalu ikat dengan rafia atau karet
5.
Tuangkan air diatas plastik tersebut agar wadah bisa tertutup rapat.
6.
Setelah 3-4 minggu ember/ drum dibuka, dan cairan yang diperoleh diambil
(biasanya berwarna kuning kecoklatan atau sesuai bahan sayurnya).
7.
Tambahkan gula jawa/ gula merah sebanyak 2 % dari cairan tersebut. Kalau
cairannya 20 liter berarti butuh 4 ons gula.
Sangat mudah bukan, selamat mencoba dan
semoga bisa meningkatkan kemandirian petani Indonesia.
Salam Tani !! Dari serangkaian berbagai
macam MOL yang telah kita bahas terdahulu mempunyai fungsi yang beranekaragam
sesuai dengan bahan yang dikandungnya. Memang rekan-rekan Gerbang Pertanian harus membuat lebih dari satu macam MOL untuk
menghemat biaya usaha taninya. Dalam pengaplikasiannya juga tidak harus
satau macam MOL saja tetapi sebaikknya dikombinasikan berbagai MOL sehingga
bisa menghemat biaya tenaga kerja.
Mol sebagai penyubur tanaman dan
dekomposer telah maspary tulis berbagai jenis, dari Mol keong mas, Mol rebung
bambu, Mol bonggol pisang dll. Sekarang maspary akan membahas tentang Mol daun
gamal sebagai pestisida nabati. Dikatakan sebagai pestisida nabati karena daun
gamal bisa berfungsi sebagai pengendali hama ulat dan hama penghisap (kutu),
sebagai akarisida (pengendali tungau) dan sebagai fungisida. Menurut beberapa
referensi yang maspary baca, dalam Mol daun gamal mengandung tanin yang
bisa digunakan sebagai racun berbagai serangga. Selain sebagai pestisida nabati
Mol daun gamal juga digunakan sebagai penyubur tanaman karena dalam Mol daun
gamal ternyata juga mengandung unsur N.
Bahan dalam pembuatan Mol daun gamal :
1.
2 kg daun gamal
2.
400 gr gula merah
3.
4 liter air beras
Cara membuat mol daun gamal :
1.
Daun gamal dipotong-potong lalu
ditumbuk sampai hancur
2.
Masukkan dalam jerigen
3.
Masukkan gula merah yang sebelumnya diiris-iris halus
4.
Masukkan air beras dalam jerigen
5.
Kocok-kocok supaya tercampur merata
6.
Fermentasikan selama minimal 21 hari
Cara
penggunaan Mol daun gamal :
1.
Sebagai pupuk daun dan pestisida
nabati campurkan 1 – 4 liter mol daun gamal dalam tangki semprot 14-17 liter
air.
2.
Semprotkan secara merata ke tanaman
saat pagi atau sore hari.
Mol
daun gamal bisa digunakan sebagai langkah awal pencegahan dan pengendalian hama serta penyakit pada tanaman kita, akan tetapi jika
masih terjadi serangan hama
maupun penyakit sebaikknya segera dilakukan pengendalian yang lain. Bisa juga
Mol daun gamal dikombinasikan dengan pestisida nabati yang lain seperti daun
mindi, tembakau, biji sirsak, akar tuba dll.
Salam
Tani !! Siapa yang tidak kenal dengan keong mas ? hewan golongan moluska ini
memang bertubuh lunak dan jalannya sangat pelan, akan tetapi bisa sangat
merugikan petani. Karena
keong mas sangat menggemari bibit padi yang masih ranum. Oleh karena itu
maspary di Gerbang Pertanian akan sedikit membahas cara
mengolah keong mas sebagai hama ini agar bisa menjadi pupuk organik dan
pupuk hayati.
Kenapa maspary tertarik dengan keong
mas? kita ketahui kalau keongmas hobi mengkonsumsi tanaman padi muda yang
notabene banyak mengandung auksin. Oleh karena itu jika dibuat MOL maspary
yakin juga akan mengandung auksin juga. Selain itu jika kita gunakan keong mas
sebagai MOL atau keperluan yang lain (makanan bebek) pasti sekaligus juga akan
mengendalikan hama keong mas tersebut.
Bahan
MOL keong mas :
1.
1 kg keong mas yang masih hidup/
segar
2.
1/2 buah maja, jika tidak ada bisa gunakan gula merah 2 ons.
3.
2 liter air kelapa
Cara
Membuat MOL keong Mas :
1.
Keongmas ditumbuk hingga halus lalu masukkan dalam jeligen
2.
Masukkan buah maja/ gula jawa yang telah dihaluskan
3.
Masukkan 2 liter air kelapa.
4.
Kocok-kocok hingga campur
5.
Buka sebentar setiap pagi tutup jeligennya
6.
Setelah 15 hari siap digunakan
Cara menggunakan MOL keong mas :
1.
Untuk pengomposan, campurkan 1 bgian MOL keong mas dengan 5 liter air tawar
dan tambahkan 1 ons gula merah. Siramkan pada
bahan organik yang akan dibuat kompos.
2.
Campurkan 1 liter MOL keong mas dalam 1 tangki semprot. Semprotkan pada seluruh bagian tanaman
dan anah disekitar perakaran tanaman. Jangan lupa
nyemprotnya pagi atau sore hari.
3.
Untuk semakin menyuburkan tanaman,
MOL keong mas juga boleh dicampur dengan MOL rebung bambu yang maspary tulis
kemarin atau MOL-MOL yang lain.
Manfaat dan kandungan MOL keong mas :
1.
MOL keong mas jika diaplikasi pada tanaman hortikultura (kacang panjang,
tomat, cabe dll) akan melebatkan dan memperbesar buahnya.
2.
Menurut informasi yang maspary peroleh, diduga kandungan MOL keong mas
adalah protein, azotobacter, azospirillium, mikroba pelarut phospat,
staphylococcus, pseudomonas, auksin dan enzim.
Semoga petani Indonesia lebih bijaksana
dalam memanfaatkan alam sekitar untuk meningkatkan budidayanya.
Salam Pertanian !! Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Telah kita ketahui bahwa peran mikroorganisme
sangat penting bagi tanaman. Terutama berguna untuk membantu kesehatan dan
penyerapan unsur hara dalam tanah. Pemupukan terhadap tanaman yang dilakukan
para petani yang semakin lama semakin banyak membuktikan bahwa tanah kurang
responsif terhadap penambahan pupuk. Tanah yang demikian itu disebabkan karena
kurangnya bahan organik dan mikroorganisme tanah sebagai juru masaknya. Untuk
mencari dan mengembangkan mikroorganisme sebenarnya tidaklah sulit, karena
mikroorganisme sebenarnya sudah ada dan sangat banyak jumlah dan jenisnya
disekitar kita. Biasa kita sebut mereka dengan mikroorganisme lokal (MOL).
Tinggal kita ambil mereka, kita kembangkan sesuai dengan kebutuhan kita.
Menurut maspary Untuk membuat MOL
sebenarnya hanya dibutuhkan 3 bahan utama :
1.
Karbohidrat. Bahan ini dibutuhkan bakteri/
mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi
mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi,
singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
2.
Glukosa. Bahan ini juga sebagai sumber energi
bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa
bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air
nira dll
3.
Sumber Bakteri (mikroorganisme
lokal). Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang
bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk,
keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu,
tapai singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis
mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp,
Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri
pelarut phospat.
Ketiga
bahan tersebut tinggal dicampur ditambah air dan ditutup rapat atau biasa
disebut difermentasi. Setelah 1-3 minggu bahan tersebut akan mengeluarkan bau
alkohol yang tajam, itu tandanya proses fermentasi berhasil dan MOL sudah jadi.
Jika kebalikannya, berbau busuk seperti bau got atau bau bangkai berarti harus
di ulang karena tidak jadi. Kegagalan biasanya terjadi karena penutupan kurang
rapat.
Untuk
beberapa postingan kedepan, maspary akan mengulas tentang cara membuat berbagi
macam MOL dan manfaatnya bagi tanaman.
Smoga
artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sukses selalu bagi petani Indonesia !!
Salam
Pertanian !! Kita sering sekali ditawari untuk membeli produk organik yang
mempunyai berbagai macam fungsi . Dibrosurnya tertulis untuk menguraikan
sampah, membuat bokhasi, menggemukkan ternak, menghilangkan bau kotoran ternak
dll. Kali ini
maspary di Gerbang Pertanian akan membagikan pengalaman
pribadi tentang membuat mikroorganisme multi fungsi. Harapan maspary hanyalah
agar para petani bisa benar-benar mandiri dan mampu memanfaatkan bahan-bahan
yang tersedia dilingkungan kita untuk kemajuan petani dan melestarikan bumi
kita.
Gambar salah satu bahan pembuat
mikroorganisme multi fungsi
Gambar cairan yang mengandung
mikroorganisme multi fungsi yang maspary buat, warna dan aroma berbeda-beda
sesuai dengan jenis buahnya (tapi baunya harum) :
Manfaat Mikroorganisme Multi Fungsi
yang pernah maspary coba antara lain untuk :
1.
Pertama maspary mencobanya untuk membuat silase. Dengan mikroorganisme
tersebut hanya butuh waktu satu minggu dalam pembuatan silase. Dalam satu
minggu Silase sudah berbau harum dan siap digunakan.
2.
Bisa digunakan untuk menghilangkan bau kotoran ternak. Maspary mencoba
memberikannya untuk kelinci. Dan hasilnya luar biasa, kelinci yang maspary
pelihara dalam dapur sekarang sudah nggak bau lagi.
3.
Bisa juga untuk mennyehatkan ternak. Kelinci yang maspary pelihara nggak
pernah terserang kembung dan mencret walaupun saya kasih makan kubis, caisin,
kacang buncis dan kangkung.
4.
Selain itu juga bisa digunakan untuk menggemukkan ternak, Ini berdasarkan
fakta yang maspary peroleh dari kelinci saya yang gendut dan sehat. Kenapa bisa
gemuk ? karena nafsu makannya yang meningkat semenjak saya kasih mikroorganisme
tersebut.
5.
Urine kelinci yang maspary tampung
juga saya fermentasi dengan dengan mikroorganisme tersebut.
6.
Saya juga yakin kalau untuk
pembuatan bokhasi/ kompos ataupun memfermentasi pupuk organik lain juga bagus
hasilnya.
7.
Beberapa fungsi lain belum maspary
coba : menyuburkan tanaman, menyuburkan tanah, merangsang pembuahan padi atau
tanaman lain. (karena saya
yakin dalam larutan tersebut juga mengandung unsur hara, mineral dan asam
amino).
Gambar Kelinci percobaanku yang gemuk
dan sehat berkat mikroorganisme multi fungsi
Setelah rekan-rekan Gerbang Pertanian mengetahui manfaat dari mikroorganisme multi fungsi
tersebut pasti sudah nggak sabar lagi ingin mengetahui cara membuatnya. Tapi
janji ya ! setelah maspary kasih tahu langsung dipraktekkan, supaya kita bisa
saling berbagi pengalaman.
Bahan
mikroorganisme multi fungsi :
1.
Campuran berbagai macam buah-buahan
yang telah masak exp: semangka, melon, nanas, mangga, jambu, belimbing dll 1
kg. (kebetulan maspary dirumah jualan soup buah jadi bisa memanfaatkan sisa
buah-buahan yang tidak terpakai)
2.
Molase atau larutan gula jawa (untuk
membuat larutan gula jawa: larutkan gula jawa dalam air panas dengan
perbandingan 1 : 1) 0,5 liter. Penggunaan larutan gula jawa harus setelah
benar-benar dingin.
3.
Koran bekas/ baru
4.
Karet gelang
5.
Kain penyaring (boleh kaos bekas atau baju bekas dll)
Cara
membuat mikroorganisme multi fungsi :
1.
Potong kecil-kecil berbagai macam
buah-buahan tersebut (kurang lebih 1 cm3)
2.
Masukkan buah-buahan tersebut
dalam stoples
3.
Siram dengan molase atau larutan gula jawa
4.
Tutup toples dengan kertas koran dan
ikat dengan karet
5.
Setelah dua minggu saring dan peras
dengan kain
6.
Larutan/ air perasan yang dihasilkan
siap digunakan untuk berbagai keperluan diatas
Cara
menggunakan mikroorganisme multi fungsi :
1.
Jika akan digunakan sebaikknya
mikroorganisme multi fungsi tersebut kita encerkan terlabih dahulu. Buat
larutan gula atau larutan molase dengan perbandingan gula/ molase :
mikroorganisme multi fungsi : air = 5 : 1 : 100
2.
Diamkan dulu larutan tersebut hingga 24 jam.
3.
Baru larutan tersebut kita gunakan untuk pembuatan silase, campuran/
minuman ternak, pembuatan kompos, kita semprotkan ke tanah dan tanaman sebagai
penyubur dll.
Cara membuat mikroorganisme multi
fungsi tersebut memang mudah dilakukan, tapi maspary sendiri belum sempat
mengecek kandungan didalamnya. Oleh karena itu jangan menanyakan mikroorganisme
apa yang terkandung didalamnya atau bertanya kandungan unsur haranya.
Petani Modern dengan Kearifan Lokal
Pernahkah Anda membiarkan nasi (sisa)
di atas meja, dan keesokan harinya Anda mendapati nasi itu menjadi basi?
Mungkin
Anda juga paham bahwa buah dan sayuran di dapur, ketika dibiarkan makin lama
akan semakin membusuk. Mungkin Anda juga memahami bagaimana kayu mengalami
pelapukan pelan-pelan, kemudian berbaur dengan tanah. Ketika tanah yang
bercampur kayu lapuk itu ditanami, hasilnya akan woww!! Apa yang menjadikan
bahan itu busuk dan lapuk? Bagaimana mempercepat proses pembusukan itu menjadi
beberapa kali lipat dari kondisi normalnya? Salah satu cara adalah dengan
melipatgandakan jumlah mikroorganisme pembusuknya.
Mikro Organisme Lokal (MOL)
Setiap
daerah, akan didominasi oleh jenis mikroorganisme (bakteri dan fungi) yang
berbeda. Jenis (spesies) yang dominan sangat dipengaruhi oleh iklim (perubahan
suhu, derajat kelembaban), karakter bakteri dan media berkembangbiaknya di
lokasi tersebut. Oleh karena perbedaan dominasi sesuai lingkungan itulah,
disebut mikro organisme lokal. Dengan kata lain, mikroorganisme spesifik sesuai
lokasi berbembangbiaknya.
Mikro
organisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang itu, punya peran besar bagi
kehidupan khususnya bidang pertanian. Tidak disangsikan lagi, tanah yang
memiliki bahan organik melimpah, mikroorganismenya juga akan melimpah.
Pertanyaan menariknya adalah, bisakah bakteri atau fungi itu dikembangkbiakkan
atau diternak? Bagaimana mengembangbiakkannya? Setelah berkembangbiak, untuk
apa?
Teknologi
pertanian sederhana telah menjawab hal tersebut untuk memulihkan, bahkan
menyuburkan tanah. Dan sekarang, telah muncul produk-produk Pupuk Organik Cair
(POC) dengan beragam merk, beragam perusahan, juga beragam model pemasaran.
Petani sebagai sasaran produk-produk pertanian, sebaiknya bijak dan cerdas
sebelum membeli. Petani perlu dibekali pengetahuan dasar tentang hal ini.
Di
sekitar kita, banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC). Kenapa harus membeli dari perusahaan yang menjualnya dengan
harga tinggi karena biaya produksi dan pemasarannya memang telah tinggi, dengan
kisaran harga Rp 40.000,- s.d Rp. 170.000,- per liter?
Padahal
dengan harga sebanyak itu, petani bisa membuat sendiri 40 s.d 170 liter pupuk
cair (dengan asumsi harga gula merah Rp 10.000,- per kg dicampurkan dengan air
10 liter) dengan memanfaatkan bahan-bahan lain disekitarnya, tidak perlu
membeli.
Ya,
memang media sederhana untuk membuat POC adalah gula merah seperti disebutkan
di atas, bisa juga tetes tebu, agar-agar dan bahan lain dengan kandungan glukosa
tinggi lainnya. Gula merah yang berglukosa tinggi itu akan berfungsi sebagai
bahan penyusun tubuh mokroorganisme sehingga berkembang biak.
Perkembangbiakan
bakteri terjadi melalui pembelahan/pemisahan diri (misalnya dari 1 menjadi 2,
kemudian 4, lalu 8, 16, 32, 64, 128, 256 dst) per periode tertentu, biasanya
per 15 menit.
Proses
pembuatan POC, umumnya hanya dalam kurun waktu 15 hari dan tidak rumit. Dari hitungan pembelahan bakteri per 15
menit di atas, berapa banyak sebuah bakteri berkembang selama 15 hari? Oleh
karenanya, jangan heran bila dalam kemasan produk-produk Pupuk Organik Cair
disebutkan jutaan bahkan trilyunan bakteri di dalamnya.
Berikut ini adalah kerangka umum yang
bisa dijadikan acuan. Hal-hal yang lebih spesifik bisa ditelusuri melalui search
engine, dengan mengetikkan kata ‘mikro organisme lokal’.
Harapannya, dengan mengetahui
kerangka umum pengembangbiakan mikroorganisme lokal, petani tidak
terombang-ambing pada produk baru yang semakin bertambah jumlahnya.
Konsep umumnya adalah sebagai berikut,
disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dibuat:
1.
Siapkan gula merah dan air bersih (1 kg gula merah, untuk 10 liter air).
Air bersih bisa digantikan dengan air kelapa, bila ada. Air kelapa memiliki
derajat keasaman (pH) netral dengan kandungan elektrolit dan mineral cukup
beragam, baik untuk perkembangbiakan bakteri. Hancurkan
gula merah itu, kemudian larutkan dalam air.
2.
Siapkan bahan-bahan organik di
sekitar kita. Misalnya nasi kenduri yang tidak termakan dan belum bercampur
minyak goreng. Bahan lainnya seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan
juga bisa dimanfaatkan. Pemilihan bahan organik ini bebas, dengan tujuan
memanfaatkan bahan sebagai media untuk dirombak dan media berkembangbiak.
Perkirakan bahan organik ini antara 2,5 s.d 5 kg, atau sesuaikan dengan wadah. Masukkan bahan tersebut ke dalam
larutan gula merah di point 1 tersebut di atas.
3.
Siapkan sumber-sumber bakteri sebanyak 1 kg (kayu lapuk, keong mas atau
bekicot yang telah dicacah, isi usus ayam-ikan-sapi-kambing dll, air kencing
sapi-kambing dll, kotoran sapi). Masukkan ke dalam larutan gula merah.
Sumber-sumber bakteri ini disebut media starter untuk memperbanyak bakteri yang
dikandungnya.
4.
Tutup ketiga campuran di atas dengan plastik atau penutup lainnya. Buka
tutupnya sebentar setiap pagi untuk mengeluarkan gasnya. Gas yang terbentuk
adalah tanda bahwa proses perombakan bahan-bahan campuran sedang berlangsung
oleh bakteri. Bila sampai seminggu tidak terjadi tanda-tanda pembentukan gas
(wadah tidak mengembung), ganti saja bahan-bahannya.
5.
Biarkan selama 15 hari atau sampai selesai terbentuk lapisan tepung
berwarna putih seperti bedak di atas permukaan larutan gula. Saring hingga
larutan gula terpisah dengan campuran kasar. Bakteri yang dikembangbiakkan ada
dalam larutan gula itu.
6.
Bila point 5 telah terpenuhi, maka siap diaplikasikan. Campurkan 70 s.d 150
ml POC dengan 15 liter air. Siramkan atau semprotkan ke
tanah. Ulangi lagi setiap 15 hari.
Dalam
skala rumah tangga, para ibu-ibu dan remaja putri yang menyukai tanaman hias
juga bisa memanfaatkan teknologi sederhana ini, untuk
menyuburkan tanaman hiasnya. Siramkan POC buatan sendiri ini setelah
ditambahkan air bersih seperti pada point 6.
Anda
mungkin bukan petani, tidak ada salahnya berbagi hal ini kepada tetangga,
teman, saudara kita yang petani. Kita tahu, 60% penduduk miskin berdomisili di
desa, berprofesi sebagai petani dengan adopsi informasi teknologi yang lambat.
Demikian, sengaja ditulis dengan mencoba pemaparan sederhana yang jauh dari
bahasa ilmiah yang memusingkan.
Ingatlah
bahwa kata TANI yang digagas oleh Presiden Soekarno kala itu,
adalah akronim dari Tiang Agung Negara Indonesia .
Pemerintah telah sadar bahwa efek samping penggunaan pupuk kimia telah membuat tanah kita rusak. Maka dibuatlah program GO ORGANIK 2010. Salah satu cara perbaikan biologi tanah adalah dengan aplikasi PGPR dan MOL (micro organisme lokal), cara membuatnya?
BAHAN:
·
200 gram gula pasir
·
100 gram trasi
·
200 gram tongkol/ bandeng
·
2 kg dedak/ bekatul
·
2 kg kohe (kotoran hewan, yg terbaik
pake rumen
·
2 liter air cucian beras
·
Air bersih 20 liter
ALAT:
·
Kompor
·
Panci
·
Torong
·
Jerigen 20 liter
CARA
PEMBUATAN:
·
Rebus semua bahan kecuali kohe dan
air bersih
·
Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen
·
Tutup rapat
·
Setiap hari dibuka sebentar dan dikocok-kocok
·
Setelah 15 hari MOL siap digunakan
CARA
APLIKASI:
·
Sebelum digunakan, MOL disaring
dulu.
·
Gunakan untuk menyemprot tanah dan
tanaman dengan konsentrasi 1 liter/tangki.
·
Penyemprotan dilakukan setiap 15 hari sekali mulai sebelum tanam.
Dengan aplikasi MOL yang rutin, isya
alloh akan membantu kita dalam usaha perbaikan biologi
tanah. Semoga tulisan ini bisa memberi sedikit
informasi terhadap petani dan penyuluh.
Salam Pertanian !! Halo bagaimana kabar
anda Petani Idonesia ? Mudah-mudahan
selalu sehat dan selalu semangat. Masih melanjutkan topik yang kemarin tentang
MOL (mikroorganisme lokal) kali ini maspary di Gerbang Pertanian akan menginfokan tentang MOL bonggol pisang. Walaupun
kelihatannya bonggol pisang sangat sepele tapi sebenarnya kalau dimanfaatkan
bisa luar biasa.
MOL bonggol bisang ini sebenarnya
sebuah reques dari beberapa rekan maspary yang ingin tahu lebih jauh tentang
MOL tersebut. Sebenarnya yang bisa dibuat mol bukan hanya bonggol pisang saja
tetapi batangnyapun bisa digunakan untuk MOL, tetapi kalau MOL batang pisang
manfaatnya tidak sehebat bonggol pisang. Dalam mol batang pisang lebih banyak
mengandung unsur hara P atau phospat sehingga banyak digunakan sebagai penambah
nutrisi tanaman.
Kalau begitu apa kandungan MOL bonggol
pisang maspary ?
Menurut beberapa literatur yang maspary
baca dalam MOL bonggol pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan
Sitokinin. Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7
mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu : Azospirillium,
Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan
mikroba selulotik. Tidak hanya itu MOL bonggol pisang juga tetap bisa digunakan
untuk dekomposer atau mempercepat proses pengomposan. Hebat
bukan ?
Bahan
pembuatan MOL bonggol pisang :
1.
1 kg bonggol pisang
2.
2 ons gula merah
3.
2 liter air beras.
Cara membuat MOL bonggol pisang :
1.
Bonggol pisang dipotong-potong kecil lalu ditumbuk-tumbuk
2.
Iris – iris gula merah lalu masukkan dalam air cucian beras dan aduk-aduk
sampai larut
3.
Campurkan air cucian beras yang sudah ada gulanya ke dalam bonggol pisang.
4.
Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, setiap 2 hari atau jika
menggelembung buka tutupnya.
5.
Dari pengalaman maspary setelah 15 hari biasanya siap digunakan.
Sekali lagi maspary mengajak
rekan-rekan Petani Indonesia untuk selalu memanfaatkan bahan-bahan yang ada
disekitar lingkungan kita. Terutama bagi rekan-rekan Gerbang Pertanian yang ingin menghemat usaha taninya, atau
rekan-rekan maspary yang “maaf” tidak mempunyai banyak dana untuk usahataninya.
Coba kalau kita praktekkan dan kita terapkan resep-resep MOL yang maspary
berikan beberapa waktu yang lalu, pasti bisa sangat mengurangi biaya usaha
kita. Paling tidak bisa mengurangi biaya pembelian pupuk kimia maupun pupuk organik
cair ( POC).
Semoga resep sederhana tentang MOL
bonggol pisang tersebut bisa bermanfaat bagi Petani Indonesia
Bahan utama MOL terdiri 3 komponen:
1. Karbohdrat: Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya
2. Glukosa: air gula, air kelapa, dan sejenisnya
3. Sumber bakteri: buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya
1. Karbohdrat: Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya
2. Glukosa: air gula, air kelapa, dan sejenisnya
3. Sumber bakteri: buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya
Bahan
utama dalam MOL terdiri dari 3 jenis komponen yaitu:
1.
Karbohidrat: air
cucian beras (tajin), nasi bekas (basi), singkong, kentang, gandum. Yang paling
sering digunakan adalah dengan air tajin.
2.
Glukosa: dari
gula merah diencerkan dengan air, cairan gula pasir, gula batu dicairkan, air gula
dan air kelapa.
3.
Sumber bakteri:
keong mas, kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan sebagainya, air kencing
atau apapun yang mengandung sumber bakteri.
Contoh MOL dan aplikasinya:
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman
MIKRO
ORGANISME LOKAL (MOL) DAUN KEDOYA DAN REBUNG
Dalam upaya pemanfaatn pupuk
organik adalah menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL). Mikro organisme lokal
(MOL) dapat menggunakan bahan yang ada disekitar antara lain buah-buahan busuk,
nasi bekas, keong, bambu (rebung), batang pisang, bonggol pisang bahkan akar
bambu dan daun-daunan seperti daun Kedoya yang banyak mengandung unsur N, P dan
K.
Daun Dysoxylum gaudichaudianum merupakan bahan yang digunakan oleh petani dalam membuat persemaian padi, sebelum padi disemai ditaburi daun ini yang telah ditumbuk atau dihancurkan dan hasil persemaian akan sangat subur. Ciri khas tanaman ini adalah memiliki kulit jaringan kayu yang berbau menusuk dan memuakkan yang bisa rasa mual sehingga dapat mengakibatkan orang muntah-muntah. Oleh karena itu Dysoxylum gaudichaudianum di Lombok disebut daun ketai. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di sekitar parit dan merupakan tanaman pohon dan tingginya dapat mencapai 25-45 meter. Di Jakarta disebut dengan pohon Kedoya. Kedoya merupakan nama tanaman dari suku duku-dukuan (Meliaceae). Tanaman KedoyaDysoxylum gaudichaudianum diduga mengandung nitrogen yang cukup tinggi
Rebung bambu merupakan anak bambu yang banyak tunbuh di sekitar persawahan,sungai atau kebun. Rebung merupakan tanaman yang diduga mempunyai kendungan nitrogen yang cukup tinggi.
Daun Dysoxylum gaudichaudianum merupakan bahan yang digunakan oleh petani dalam membuat persemaian padi, sebelum padi disemai ditaburi daun ini yang telah ditumbuk atau dihancurkan dan hasil persemaian akan sangat subur. Ciri khas tanaman ini adalah memiliki kulit jaringan kayu yang berbau menusuk dan memuakkan yang bisa rasa mual sehingga dapat mengakibatkan orang muntah-muntah. Oleh karena itu Dysoxylum gaudichaudianum di Lombok disebut daun ketai. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di sekitar parit dan merupakan tanaman pohon dan tingginya dapat mencapai 25-45 meter. Di Jakarta disebut dengan pohon Kedoya. Kedoya merupakan nama tanaman dari suku duku-dukuan (Meliaceae). Tanaman KedoyaDysoxylum gaudichaudianum diduga mengandung nitrogen yang cukup tinggi
Rebung bambu merupakan anak bambu yang banyak tunbuh di sekitar persawahan,sungai atau kebun. Rebung merupakan tanaman yang diduga mempunyai kendungan nitrogen yang cukup tinggi.
Mengingat hal tersebut maka daun Kedoya dan rebung dapat digunakan sebagai MOL dan telah dicoba oleh petani dan hasilnya dapat mengurangi penggunaan pupuk nitrogen.
A. Bahan dan Cara Membuat.
1. Bahan dan alat
·
Daun Kedoya : 5 –
7 tangkai
·
Rebung
: 2 kg
·
Gula merah
: 500 gr
·
Air beras
: 4 liter
·
Ember, jerigen 5 liter, selang
kecil dan botol air minum kemasan.
2. Cara
membuat
·
Daun Kedoya dilepas dari tangkainya
kemudian ditumbuk
·
Rebung dipotong-potong kemudian
ditumbuk, tapi untuk mendapakan bahan yang lebih efektif maka sebaiknya rebung
diparut.
·
Gula merah dipotong-potong sesuai besarnya jerigen.
·
Semua bahan yang telah siap kemudian dimasukkan kedalam jerigen dan
tuangkan air beras.
·
Tutup jerigen dihubungkan dengan
selang kedalam botol dan dilakukan fermentasi selama kurang lebih 2 minggu (15
hari). Kemudaian disaring.
·
Setelah 15 hari siap untuk diaplikasikan.
B. Cara
Aplikasi
1. Untuk tanaman padi
Hasil saringan MOL diambil 2 gelas ukuran air minum kemasan
dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer ukuran 14 liter, kemudian
disemprotkan ke tanaman padi. Kebutuhan per ha kurang lebih 10 tangki hand sprayer.
2. Untuk tanaman sayuran
Hasil saringan MOL diambil 1 gelas
ukuran air minum kemasan kemasan dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer
ukuran 14 liter, kemudian disemprotkan ke tanaman sayuran. Hasil ini atas
percobaan oleh petani, bila hasil saring MOL yang digunakan melebih 1 gelas maka
tanaman sayuran akan gosong. Ini membuktiakan bahwa kandungan pupuk cukup
tinggI (Ir.Tatok Sulistiyanto/Koordinator BP3K Kec. Sandubaya).
MOL (Mikro Organisme Lokal)
Istilah MOL atau kepanjangannya Mikro
Organisme Lokal sudah banyak dikenal. MOL mudah dibuat dan mudah diaplikasikan.
Cara da metode pengembangan MOL pun bermacam-macam. Namun, kadang-kadang suatu
resep MOL yang berhasil diterapkan di suatu tempat, seringkali kurang berhasil
dilakukan di tempat lain. Meskipun demikian pembuatan MOL merupakan salah satu cara untuk membuat
petani mandiri.
Seperti yan sudah saya sebutkan, ada
banyak cara pembuatan MOL. Saya akan sampaikan secara bertahap/terpisah cara
pembuatannya. Silahkan Anda coba sendiri dan buktikan sendiri khasiatnya.
mol nasi
Pembuatan MOL ini aku peroleh dari
petani di Brastagi, Medan. Di sana adalah daerah pertanian yang cukup subur. Dan mereka secara turun
temurun telah membuat MOL dengan cara mereka sendiri.
Cara pembuatan MOL yang mereka lakukan
adalah sebagai berikut.
1. Sisa nasi dipendam dalam tanah.
2. Setelah beberapa hari, nasi diambil lagi,
3. Nasi tersebut diencerkan dengan air dan digunakan untuk mengkomposkan bahan-bahan organik.
2. Setelah beberapa hari, nasi diambil lagi,
3. Nasi tersebut diencerkan dengan air dan digunakan untuk mengkomposkan bahan-bahan organik.
Bahan organik yang telah dicampur
dengan nasi tadi kemudian dipendam selama beberapa hari sampai hancur dan lumat
seperti tanah. Kompos yang telah jadi ini dapat
langsung digunakan untuk memupuk tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar